Thursday 8 September 2016

Makalah Psikologi Kepribadian | Identitas Diri

BAB I
PENDAHULUAN
                                     

A.        Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus dengan tantangan dan harapan. Pada masa ini terjadi perubahan mendasar pada aspek biologism kognitif dan sosial (stendberng, 1993).
Pembentukan identitas dari pada masa remaja merupakan masalah penting. Kerena krisis identitas timbul akibat dari konflik internal yang berawal dari masa transisi itu, maka perlu segera mendapat penyelesaian yang baik mengelola ulang (reorganization) atau membentuk ulang (restucturing) identitas dirinya (steinberg, 1993). Mengelola ulang, karena identitas yang telah terbentuka pada masa anak, kini tidak lagi sesuai dengan keadaan dirinya yang telah menjadi remaja.
Keberhasilan merestrukturisasi identitas diri sebagai sosok individu remaja akan sangat membantu untuk mengambil peran yang tepat dalam kehidupannya. Terbentukanya identitas diri pada masa remaja, akan dapat mengarahkan tingkah laku dan sikap terhadap lingkungan, berpengaruh pada untuk kerja dan dalam melihat serta menentukan pilihan terhadap alternatif yang muncul.
B.        Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan identitas diri ?
2.      Faktor-faktor penyebab identitas diri ?
3.      Perkembangan identitas diri ?

C.        Manfaat dan Tujuan masalah
Tujuan
1.      Mengetahui pengertian identitas diri ?
2.      Mengetahui penyebab identitas diri ?
3.      Mengetahui perkembangan identitas diri ?
Manfaat
1.      Menyelesaikan tugas makalah




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Identitas diri
Erikson (1968) menjelaskan identitas sebagai perasaan subjektif tentang diri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam berbagai tempat dan berbagai situasi sosial, seseorang masih memiliki perasaan mejadi orang yang sama. Sehingga, orang lain menyadari kontinuitas karakter individu tersebut dapat merespon dengan tepat. Sehingga, identitas bagi individu dan orang lain mampu memastikan perasaan subjektif tersebut.
            Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas meliputi sejumlah tujuan yang indin dicapai, nilai, dan kepercayaan dipilih meliputi sehumlah tujuan yang indin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih oleh individu tersebut. Komitemn-komitmen ini meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang indin dicapai dinilai penting untuk memberikan arah, tujuan dan maksna pada hidup.
Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen penting yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri seseorang berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang berkembanga maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal untuk evaluasi diri.

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri
Fuhrmann (1990), mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan identitas diri :
a.                   Pola asuh
Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh penting dalam pembentukan identitas remaja.
b.                  Homogenitas lingkungan
Seseorang cenderung memperoleh identitas yang foreclosure pada lingkungan yang homogen karena tidak mengalami krisis dan memperoleh komitmen dari nilai-nilai orang tua dengan mudah. Sebaliknya, pada lingkungan yang heterogen, individu diharapkan pada banyak pilihan hingga sering mengalami krisis dan dipaksa untuk menentukan suatu pilihan tertentu.
c.                   Model untuk identifikasi
Anak mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang dikagumi dengan harapan kelak akan menjadi seperti orang tersebut. Remaja menjadikan idola dan model dalam hidupnya. Orang yang berperan dewasa sebagai model bagi remaja dapat mempengaruhi pembentukan identitas diri.
d.                  Pengalaman masa kanak-kanak
Individu yang mampu menyelesaikan konflik-konflik pada masa kanak-kanak akan mengalami kemudahan dalam menyelesaikan krisis identitas pada masa remaja. Menut erikson, identitas berkembang dari rangkaian identifikasi pada masa kanak-kanak.
e.                   Perkembangan kognisi
Individu yang memiliki kemampuan berfikir operasional formal akan mempunyai komitmen yang kuat dan konsisten sehingga dapat menyelesaikan krisis identitas dengan baik.
f.                   Sifat individu
rasa ingin tahu dan keinginan yang kuat untuk mengadakan eksplorasi membantu tercapainya identity achievement.
g.                  Pengalaman kerja
Individu yang telah memiliki pengalaman kerja atau telah memasuki dunia kerja akan menstimulasi identitas diri.
h.                  Identitas etnik
Etnis dan harapan dari lingkungan etnis tempat individu tinggal akan mempengaruhi pencapaian identitas.

C.    Perkembangan Identitas Diri
Identitas diri terus mengalami perkembangan selama kehidupan, berubah-ubah seiring dengan perjalanan dan dinamika, sesuai dengan kehidupan yang dialami. Perkembangan dan perubahan identitas diri terjadi dikarenakan pengaruh pendidikan, budaya, jenis kelamin, serta lingkungan. Steinberg, (1993) mengungkapkan, bahwa perkembangan masa remaja sangat dipengaruhi oleh konteks dimana berada. Latar belakang lingkungan, sosio-kultur masyarakat sekitar, maupun latar  belakang keluarga (orangtua), akan ikut memberikan corak dan arah proses perkembangan maupun proses pembentukan identitas diri remaja yang bersangkutan. Demikian juga, dimana orang tua, keluarga atau pengasuh remaja itu tingal. Misalnya, apakah orang tuanya tinggal di kota  atau di desa. Sebab, diantara desa dengan kota, keduanya memiliki latar belakang yang berbeda-beda, yang pada gilirannya masing-masing memberikan kontribusi berbeda terhadap pembentukan identitas remaja. berbagai ragam domain kehidupan yang terdapat ditengah masyarakat. Marcia (1993) bahwa Status identitas seseorang pada sesuatu domain akan berbeda dengan status identitasnya pada domain yang lain. Hal ini disebabkan adanya kemampuan dan tingkat keberhasilan eksplorasi dan komitmen seseorang juga berbeda untuk domain satu dengan domain yang lain. Hal ini sangat wajar karena dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti : latar belakang keluarga, jenis pekerjaan orang tua, serta pengalaman yang diperoleh dari pengasuhan orang tua pada masa kanak-kanak (enabling maupun constraining) pada masyarakat kota maupun masyarakat desa; akan dapat mempengaruhi eksplorasi dan komitmennya. Pengalaman selama hidup dan tinggal bersama orang tua dalam suasana gaya pengasuhan yang diterapkan, memberikan pengalaman yang bersifat psikologis; praktis dapat dijadikan informasi tambahan ketika yang bersangkutanakan menentukan pilihan alternatif. Dapat juga dijadikan pertimbangan untuk membuat keputusan, dan memilih alternatif tertentu yang memberikan jaminan masa depan. Dengan demikian, sangat mungkin pada dominan tertentu , eksplorasi dan komitmen berada pada tingkat tertentu (tinggi). Tetapi pada domain yang lain, eksplorasi dan komitmen dapat lebih tinggi, atau lebih rendah. Tingkat eksplorasi dan komitmen yang dicapai seseorang sangat dipengaruhi oleh hasil perkembangan yang dicapai pada masa sebelumnya. Eksplorasi dan
komitmen merupakan dimensi identitas yang dapat digunakan untuk melihat dan mengukur perkembangan status identits seseorang itu Diffusion, Foreclosure, Moratorium, atau Achievement. Sangant dimungkinkan seseorang memilikistatus identits yang berbeda pada domain yng lain; misalnya, untuk domain pekerjaan, seseorang berada pada status achievement, sedang pada domain agama seseorang dengan status identitas foreclosure, dan sebagainya.


BAB III
KESIMPULAN

A.        Kesimpulan
Pelajaran yang dapat disimpulkan dari kajian diatas adalah:
1.         Merasa remaja merupakan masa yang sangat krusial bagi proses pembentukan identitas diri, mengingat remaja tidak lagi dapat menggunakan identitasnya masa kanakkanaknya, akan tetapi juga dapat berperformance dengan identitas orang dewasa.
2.         Proses pembentukkan identitas diri pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antecendent, seperti latar belakang orang tua, harapan sosial, pengalaman perkembangan sebelumnya, keberadaan tokoh figur yang sukses, kepribadian yang terbentuk pada masa sebelum remaja.
3. Perkembangan identitas diri mengikuti pola M-A-M-A cycle yang berlangsung secara terus menerus seiring dengan proses perkembangan pada umumnya, tidak terkecuali pada remaja.
4.         Status identitas yang dicapai remaja, sangat tergantung pada tingkat dan kualitas proses eksplorasi dan komitmen yang dilakukan oleh remaja yang bersangkutan.
5.         Status identitas seseorang remaja dapat berbeda untuk domain kehidupan yang berbeda. Hal ini karena tingkat eksplorasi dan komitmen pada masing-masing domain juga sangat dimungkin berbeda satu dengan yang lain.

klik disini untuk download

1 comment:

  1. sangat berguna sekali
    http://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fbabeyudi.wordpress.com

    ReplyDelete